Rabu, 14 September 2022

Malam , Malam Yang Kelam

    Setelah dinyatakan depresi, aku tak kaget, memang rasanya lama sekali sepanjang aku bisa mengingat malam malam dimana pikiranku terasa aneh. Mengembara dengan pikiran yang tidak jelas. Tangisan yang datang tiba tiba meski satu menit sebelumnya aku masih tak memikirkan hal yang pelik.

    Kadang aku berfikir bahwa itu hanyalah suatu waktu sebelum menstruasi, perubahan hormon. Terlebih aku masih mampu beraktivitas normal, bersemangat dan merasa mampu menaklukkan apapun. Tapi, semenjak fisikku mulai menurun di usiaku yang baru 33 tahun, hingga melakukan hal biasa terasa seperti mau pingsan, pikiranku mulai memburuk. Dokter? tak terhitung jumlahnya, tes lab, obat, semua aku ikuti tapi tak mampu membuat fisikku lebi baik. 

    Selagi ke dokter macam macam, aku ke psikiater karena pikiranku begitu kacau dan sedih dengan kondisis fisikku. 4 tahun sudah aku minum obat, tak ada yang berubah, hanya pikiranku lebih tenang dan lebih sabar menerima keadaan fisikku yang entah kenapa tak mampu diajak beraktivitas layaknya manusia normal. Jalan kaki 50m terasa mau pingsan, membereskan rumah membuatku lelah tak berdaya, rasa gemetar dari dalam, perut yang terasa panas bahkan makan buah pun aku tak bisa. Ketika mengeluh ke dokter gastro, dikatakan sakit lambung tidak separah itu efeknya. Ketika berjalan jalan untuk menghibur diri berakhir dengan vertigo, dokter syaraf mengatakan sumbatan otakku sudah tidak ada, harusnya sudah sembuh. Ketika aku mengeluh cepat lelah seperti mau pingsan dokter jantung mengatakan jantungku tak ada masalah. Oke, aku menyerah. Aku lelah. Sudah.

0 komentar:

Posting Komentar